Rabu, 17 Mei 2017

Tugas Farmasi Klinik: Faktor Penyebab Medication Error Pada Pelayanan Kefarmasian Rawat Inap Bangsal Anak Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou Manado


PENDAHULUAN
National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Preventing (NCC MERP) mendefinisikan Medication Error sebagai kejadian yang dapat menyebabkan penggunaan obat yang tidak tepat atau menimbulkan bahaya terhadap pasien, sementara obat tersebut diawasi profesional kesehatan, pasien, atau konsumen yang sebenarnya dapat dicegah. Kejadian semacam ini terkait dengan praktik profesional, produk perawatan kesehatan, prosedur, dan sistem, meliputi prescribing; order communication; product labeling, packaging, and nomenclature; compounding; dispensing; distribution; administration; education; monitoring; dan penggunaan obat”. (NCC MERP, 2017)

STUDI KASUS
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yosefien Ch. Donsu1, Heedy Tjitrosantoso dan Widdhi Bodhi dengan judul “Faktor Penyebab Medication Error Pada Pelayanan Kefarmasian Rawat Inap Bangsal Anak RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado bertujuan untuk mengetahui penyebab Medication Error pada fase prescribing, dispensing, dan administration pada rawat inap bangsal anak RSUP Prof,Dr.R.D. Kandou Manado. Pada penelitian ini dilakukan penelitian survey deskriptif dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada apoteker, asisten apoteker, perawat dan dokter yang berada di rawat indap bangsal anak RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado. Data yang didapat dianalisis dengan menggunakan analisis univariat.

PEMBAHASAN
                Pada Fase Prescribing sumber utama medication error adalah faktor beban kerja tenaga kesehatan. Dari data yang didapatkan responden menyatakan rasio antara beban kerja dengan sumber daya manusia tidak seimbang. Kualitas pelayanan berkurang apabila beban kerja semakin meningkat.  Tulisan dokter yang tidak dapat dibaca , resep yang tidak lengkap, pencahayaan yang kurang, gangguan telepon, dan permintaan obat secara lisan dapat menyebabkan medication error disamping alasan utama yang telah disebutkan.
                Pada Fase Dispensing faktor edukasi dan komunikasi merupakan penyebab medication error. Dari data yang disebutkan responden menyatakan pernah ada obat yang diterima dari depo farmasi tertukar terutama untuk obat LASA (look alike sound alike).  Perbekalan farmasi yang kurang baik juga merupakan faktor yang menyebabkan medication error. Apabila obat yang diperlukan oleh pasien tidak tersedia maka hal ini dirasa merugikan bagi pasien. Dari segi lingkungan, area khusus dispensing obat dirasa sangat diperlukan untuk menghindari  kesalahan saat dispensing obat. Gangguan saat bekerja juga dirasakan bagi responden  seperti dering telepon yang berbunyi secara tiba tiba.
                Pada Fase administration responden mengeluhkan beban kerja yang tidak seimbang dengan jumlah SDM. Beban kerja yang tidak seimbang juga akan meningkatkan resiko medication error. Responden juga mengeluhkan seperti gangguan kerja yang disebabkan oleh dering telepon, edukasi yang kurang terkait dengan waktu pemberian obat sehingga menyebabkan obat sering diberikan pada waktu yang tidak tepat, jarak antara depo farmasi dan bangsal yang terlalu jauh serta komunikasi antara tenaga medis dan keluarga yang kurang baik akibat keluarga yang kurang kooperatif.
               
DISKUSI
Dari uraian diatas menurut kelompok kami medication error yang terjadi dapat dicegah dengan electronic prescribing . Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh David et al. (1999), electronic prescribing dapat menurunkan frekuensi medication error yang dapat merugikan pasien. Penurunan frekuensi medication error dapat terjadi akibat permintaan obat yang terstruktur dan dapat diperiksa kembali (double check). Penelitiannya pada tahun 1998 juga menemukan bahwa menggunakan sistem electronic prescribing mencegah lebih dari separuh kesalahan pengobatan yang serius. Penelitian dilakukan dengan mencatat pengurangan kesalahan untuk semua tahap prosesnya. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan sistem electronic prescribing yang paling ringan dapat menghasilkan pengurangan kesalahan yang cukup signifikan. Sistem ini mencakup menu pilihan dosis, pemeriksaan sederhana obat bius, dan persyaratan yang ditunjukkan dokter mengenai dosis, rute dan frekuensi penggunaan obat. Kelebihan lain, sebuah sistem komputer dapat menyelesaikan kesulitan menerjemahkan resep yang tidak terbaca. Dengan perbaikan tambahan, lebih jauh lagi pengurangan medication error harus dilakukan melalui pendekatan dan studi pendahuluan dari sistem lain, dengan melakukan perubahan di mana otomasi lebih banyak diterapkan pada tahap pemberian dan administrasi obat sehingga dapat menghasilkan penurunan jumlah kesalahan pengobatan yang bermakna. Dengan demikian, data ini menambah pengetahuan yang menunjukkan bahwa electronic prescribing dapat mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas dan menyarankan bahwa rumah sakit harus mempertimbangkannya sistem seperti itu.
Selain itu, perlu ditambahkan jaringan komunikasi berbasis pesan untuk tenaga kesehatan yang bertugas  untuk meminimalisasi dering telepon yang berbunyi. Pelatihan secara berkala antar profesi tenaga kesehatan dapat dilakukan untuk meminimalisasi medication error dan meningkatkan kerjasama serta komunikasi antar sesama. 

DAFTAR PUSTAKA
Bates. D.W, Jonatahan M, J. Lee, Diane S., Gilad J., Nell Maluf, Deborah B, Lucian Leape. 1999. The Impact of Computerized Physician Order Entry on Medication Error Prevention 6(4), 313–321. Diakses  6 Mei 2017
Bates. David W., MD; Lucian L. Leape, MD; David J. Cullen, MD; Nan Laird, MD; Laura A. Petersen, MD; Jonathan M. Teich, MD, PhD; Elizabeth Burdick, MS; Mairead Hickey, MD; Sharon Kleefield, MD; Brian Shea, MD; Martha Vander Vliet, RN; Diane L. Seger, RPh. 1998. Effect of Computerized Physician Order Entry and a Team Intervention on Prevention of Serious Medication Errors. JAMA, Vol. 280, No. 15: 1311-1316
Donsu Y.Ch, Heedy T., Widdhi B. 2016. Faktor Penyebab Medication Error Pada Pelayanan Kefarmasian Rawat Inap bangsal Anak RSUP Prof.Dr Kandou Manado. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 3 : Manado. Diakses 5 Mei 2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar